Sampai saat ini jenis ikan
yang dipelihara dan diusahakan
secara komersial dalam skala kecil maupun besar
masih sangat terbatas. Jenis ikan
yang dibudidayakan sesuai dengan lokasinya adalah sebagai berikut.
- Tambak (budidaya ikan air payau) : udang (Penaeus sp.) dan bandeng (Chanos chanos).
- Kolam air tawar dan waduk (budidaya ikan air tawar) : ikan mas (Cyprirais carpio), nila (Tilapia nilotica), gurami (Osphrommus gouramy), dan lele (Clarias batrochus).
- Budidaya ikan laut : kakap putih (Laces calcarifer), walaupun sampai saat ini belum terlalu memasyarakat.
Pada dasarnya kebutuhan zat gizi ikan sangat tergantung
pada jenis serta tingkatan stadianya.
Ikan pada singkatan stadia dini
(berusia muda) umumnya memerlukan komposisi pakan dengan kandungan protein lebih tinggi
dibandingkan dengan stadia lanjut (berusia dewasa) karena pada tingkat stadia dini zat makanan tersebut difungsikan untuk
mempertahankan hidup dan juga untuk pertumbuhannya.
Sifat fisik dan bentuk
pakan yang diberikan juga sangat tergantung pada jenis ikan serta tingkatan
stadia ikan yang dibudidayakan. Jenis
ikan yang hidup di dasar perairan, seperti udang dan lele, memerlukan pakan
yang mudah tenggelam, sedangkan jenis ikan lainnya yang hidup di permukaan air
memerlukan pakan yang dapat melayang serta tidak cepat tenggelam. Dilihat dari bentuknya, ikan pada tingkatan
stadia dini memerlukan pakan berbentuk tepung (powder) atau remah (crumble),
sedangkan pada tingkatan stdia lanjut berbentuk pelet.
Bandeng (Chanos chanos)
Bandeng dipelihara di tambak dengan benih yang
dikumpulkan dari alam di dekat-dekat pantai atau muara sungai. Pakan alami bandeng adalah plankton. Bandeng sering digolongkan ke dalam pemakan
tanaman (herbivora) dan pemakan plankton.
Ketika masih berukuran larva sampai berbentuk nener, bandeng tergantung
pada fitoplankton dan zooplankton. Pada
saat dipelihara di tambak, dalam stadia juvenil maupun dewasa, bandeng lebih
banyak memakan alga hijau dan alga biru serta jenis-jenis tanaman air tingkat
rendah lainnya. Kebutuhan zat gizi untuk banding tercantum pada table 1.
TABEL 1. KEBUTUHAN ZAT GIZI
BANDENG
Zat Gizi
|
Stadia/Umur/Ukuran
|
Kebutuhan (%)
|
Referensi
|
Protein
Asam amino esensial
- Agrinin
- Lisin
- Treonin
- Histidin
- Isoleusin
- Leusin
- Metionin
+ sistin
- Fenilalanin
+ tirosin
- Triptofan
- Valin
Lemak
Karbohidrat
Vitamin
Mineral
|
Larva
Juvenil
Dewasa
Semua ukuran
Semua ukuran
-
-
|
40
30 – 40
44
5,2
4,0
4,5
2,0
4,0
5,1
2,5
4,2
0,6
3,6
7 – 10
25
-
-
|
Lim et al (1979)
Pascual (1989)
Coloso et al (1988)
Borlongan (1990 –
1993)
Pascual (1989)
Pascual (1989)
-
-
|
Sumber : Bautista, et
al (1994)
Pemberian pakan buatan sangat tergantung pada kelimpahan
pakan alami dan padat penebaran di tambak.
Pakan tambahan ini diberikan apabila pakan alami sudah tidak lagi
menunjang pertumbuhan bandeng yang dipelihara.
Apabila pemberian pakan buatan dianggap perlu maka dapat dilaksanakan 2
kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan jumlah berkisar 50 – 100 % dari
berat total ikan yang dipelihara. Pakan
untuk stadia larva sebaiknya berupa tepung, untuk juvenil berupa remah, dan
untuk dewasa berupa pelet.
Referensi:
Sahwan M. F., 1999. PAKAN IKAN DAN
UDANG (Formulasi, Pembuatan, Analisis Ekonomi). Penebar Swadaya, Jakarta.
0 komentar: